Saat berkunjungan ke Manado, saya sengaja menyisihkan waktu satu hari untuk menjawab rasa penasaran akan cerita indahnya pemandangan bawah laut Taman Nasional Bunaken. Bunaken, adalah pulau yang terletak di utara Sulawesi. Luasnya sekitar 8 km persegi, yang merupakan bagian dari kota Manado, Propinsi Sulawesi Utara.
Laut Taman Nasional Bunaken
Saya bersama beberapa teman, sengaja berangkat pagi usai sarapan di penginapan, untuk menuju kesana. Puluhan kapal cepat berjajar rapi di dermaga pelabuhan kota Manado, siap membawa wisatawan yang akan melihat dari dekat warna-warni ikan laut di perairan Taman Nasional Bunaken.
Taman Nasional Bunaken, ramai dikunjungi wisatawan sejak resmi didirikan tahun 1991. Namanya makin dikenal ketika badan PBB, UNESCO menjadikan Taman dengan lima pulau besar tersebut, sebagai situs warisan dunia pada 2005. Sejak itu, banyak teman bercerita, rugi jika sudah datang jauh-jauh dari Pulau Jawa ke bagian utara Pulau Sulawesi, apabila tak mampir ke Bunaken.
Karena itu, niat saya dan beberapa teman menikmati keindahan alam bawah laut seluas 75 hektar tersebut tak bisa ditawar lagi. Kami berangkat dengan menyewa kapal cepat. Di dermaga Manado, ada beberapa tarif persewaan kapal cepat. Jika naik dari Pasar Bersehati, tarif sewanya sekitar Rp 400an.
Sementara jika naik dari Marina, tarifnya lebih mahal, bisa dua kali lipatnya. Biasanya para backpakcer memilih naik dari Pasar Bersehati dan bergabung dengan wisatawan lainnya menumpang kapal tradisional dengan tarif Rp 50 ribu/ orang, meski jadwal keberangkatan tergantung penuhnya kapal.
Mengingat waktu yang singkat, saya dan teman tak ingin berlama-lama melakukan perjalanan ke Bunaken dengan kapal tradisional. Kamipun menyewa kapal boat kelas ‘middle’ untuk menyingkat penyeberangan menjadi 30 menit. Karena jika naik kapal tradisional, waktunya yang tak terprediksi.
Mengelilingi perairan, kami sudah disuguhkan dengan birunya air laut yang begitu beningnya. Seolah melambaikan tangan mengajak orang-orang yang berada di atas kapal segera turun. Rasa penasaran kami pun mulai bergejolak. Dalam perjalanan awak kapal menjelaskan beberapa titik lokasi diving di Taman Laut Bunaken.
Sensasi Pemandangan Bawah Laut Bunaken
Ada lima pulau di Taman Laut yang kian ramai menjadi tujuan para wisatawan, sejak diadakan ajang Sail Bunaken dua tahun sekali itu. Kelima Pulau itu yakni, Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage dan Pula Naen.
Kami memilih ke Pulau Bunaken. “Tak cukup kalau hanya setengah hari ke Taman Laut,“ ujar awak kapal yang menemani kami selama perjalanan. Karena untuk menikmati keindahan laut di masing-masing pulau kecil itu, akan lebih lengkap jika dilakukan selama beberapa hari.
Dalam perjalanan, kami melihat taman bawah laut melalui bottom glass (kaca yang dipasang di lambung kapal). Sambil melongok ke arah kaca, awak kapal bercerita kepada kami tentang mitos yang hingga kini dipercaya masyarakat. Konon siapa saja yang sempat melihat ikan Napoleon yang melintas, maka ia akan mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya.
Saya setengah percaya dan tidak. Karena dari beberapa literatur yang pernah saya baca, Ikan Napoleon (cheilinus undulatus) berwarna abu-abu bersemburat kuning merupakan jenis ikan langka yang dilindungi. Ikan pemakan bintang laut berduri ini merupakan salah satu penyeimbang ekosistem laut.
Jika punah dikhawatirkan akan meningkatkan perkembangbiakan bintang laut, si pemangsa beragam terumbu karang. Mungkin karena langka, maka orang-pun menghubungkannya dengan mitos keberuntungan jika melihat ikan Napoleon
Tak terasa waktu tempuh 30 menit berlalu begitu cepatnya. Kami menuju ke Pulau Bunaken. Para wisatawan tampak memenuhi areal dermaga Bunaken. Sementara di sisi tepi pantai, tampak beberapa kios persewaan perlengkapan selam. Mulai dari tempat persewaan penyelam profesional dalam sebuah showroom, hingga persewaan kaki lima.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 diantaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut.
Dengan menyewa perlengkapan selam kami bersiap snorkling, menjelajahi pemandangan bawah laut. Dengan kapal boat sewaan tadi, kami diajak ke bagian tengah. Kami hanya melihat dari permukaan saja. Baru saja masuk ke dalam air, barisan ikan beraneka warna dan rupa lalu lalang bergerombol menyambut kami. Rumput laut pun tak mau kalah, meliuk-liuk digoyang air laut melambaikan tangan mengajak kami untuk mendekat ke arah yang lebih indah, terumbu karang Bunaken.
Ada sekitar 390 spesies terumbu karang yang memancarkan pesonanya. Bentuknya dari yang berlekuk unik, membentuk celah hingga bentuk seperti gua atau terowongan mungil di bawah laut. Dari berbagai jenis terumbu karang, paling banyak adalah terumbu karang bebatuan laut. Lagi-lagi segerombolan ikan berbaris rapi lewat di depan kami. Sontak kami terdiam sejenak menyaksikan sensasi indahnya pemandangan bawah laut Bunaken, sembari mengacungkan ibu jari.
Menurut data, di Taman Laut Bunaken terdapat 200 jenis spesies ikan serta beragam biota laut lainnya. Mata kami benar-benar dimanjakan bahkan diterapi dengan indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa, yang tak ternilai harganya. Jika banyak waktu sebenarnya kami sangat ingin diving. Namun ada aturan yang harus ditaati para penyelam. Yakni harus ada jeda 48 jam sebelum melakukan penerbangan. Karena waktu yang sempit, ya sudahlah…snorkling saja cukup.
Padahal lokasi penyelaman terbaik berada di dekat Bunaken dan Manado Tua. Yakni Tembok Lekuan (I, II, III), Mandolin, Bunaken Timor, Tanjung Kopi, Siladen Muka Gereja, Puncak Barakuda dan reruntuhan kapal di Menado. Semuanya menawarkan pemandangan bawah laut dengan kekhasannya masin-masing. Misalnya saat di Tembok Lekuan I,II dan III para divers bisa melihat ikan Kakak Tua besar dan Penyu. Ingin melihat ikan yang besar, kita bisa ke Bunaken Timor. Kawasan yang memiliki arus laut kuat dengan banyak ikan. Terumbunya yang sedikit memungkinkan penyelam melihat hiu, par elang dan penyu.
Menjelang sore, kami menyudahi petualangan bawah laut. Perut mulai terasa lapar, hingga kami tak menyia-nyiakan makan khas Laut Bunaken, minum kelapa dan pisang goreng cocol sambel. Tak lupa sebelum kembali pulang memberi beberapa souvenir untuk oleh-oleh teman. Jangan sampai lupa, karena oleh-oleh aneka kaos oblong di Bunaken harganya relatif lebih murah daripada membeli di Manado.
Menikmati Indahnya Bawah Laut Bunaken